Malam ini akhirnya bisa 'bernafas' setelah berkejaran dari satu urusan ke urusan lainnya dua harian ini. Malam dimana bisa rehat sejenak dan berfikir menepi mengevaluasi.
Malam ini tetiba saya ingat seorang ustad di sepotong malam selepas isya 16 tahunan lalu di Bandar Lampung yang memberi sebuah nasihat berharga. Ia sebetulnya diundang reunian malam itu dengan teman-teman seangkatannya, lalu ndilalah hanya ia yang datang. Menariknya tak ada raut kecewa pada wajahnya, tidak ada yang sia-sia dalam setiap langkahnya.
"Kalau terbersit sebuah prasangka buruk dalam hatimu, lapisi dengan sebuah prasangka baik, jika muncul lagi prasangka buruk lainnya, lapisi lagi dengan prasangka baik lagi, demikian seterusnya, jika ada 100 prasangka buruk, hadirkan pula segera 100 prasangka baik," demikian nasihatnya yang masih terngiang hingga kini, malam ini khususnya.
Maka begitulah, hidup kita akan ringan jika terbiasa berprasangka baik. Saya selalu terkesan dengan kisah-kisah orang masa lalu. Seperti misalnya seorang sahabat di masa nabi yang diceritakan akan menjadi penghuni surga, yang ternyata biasa-biasa saja. Namun kemudian dalam kebingungan karena diceritakan nabi bahwa ia akan maksud surga, akhirnya ia mengaku ada sebuah kebiasaan yang selalu dilakukannya tiap malam. kebiasaan itu adalah bahwa sebelum tidur, ia selalu memaafkan orang-orang yang telah menyakitinya baik sengaja ataupun tidak. Amalan itulah yang menuntunnya menunggu surga. Jadi begitulah, belajarlah untuk selalu berberprasangka baik dan memaafkan, Saya tidak bilang ini mudah, maka berusahalah.
Ngantuk pemirsa, saya sudahi dulu.
Wahid Hasyim, Ashley 224, 20 April 2018
Malam ini tetiba saya ingat seorang ustad di sepotong malam selepas isya 16 tahunan lalu di Bandar Lampung yang memberi sebuah nasihat berharga. Ia sebetulnya diundang reunian malam itu dengan teman-teman seangkatannya, lalu ndilalah hanya ia yang datang. Menariknya tak ada raut kecewa pada wajahnya, tidak ada yang sia-sia dalam setiap langkahnya.
"Kalau terbersit sebuah prasangka buruk dalam hatimu, lapisi dengan sebuah prasangka baik, jika muncul lagi prasangka buruk lainnya, lapisi lagi dengan prasangka baik lagi, demikian seterusnya, jika ada 100 prasangka buruk, hadirkan pula segera 100 prasangka baik," demikian nasihatnya yang masih terngiang hingga kini, malam ini khususnya.
Maka begitulah, hidup kita akan ringan jika terbiasa berprasangka baik. Saya selalu terkesan dengan kisah-kisah orang masa lalu. Seperti misalnya seorang sahabat di masa nabi yang diceritakan akan menjadi penghuni surga, yang ternyata biasa-biasa saja. Namun kemudian dalam kebingungan karena diceritakan nabi bahwa ia akan maksud surga, akhirnya ia mengaku ada sebuah kebiasaan yang selalu dilakukannya tiap malam. kebiasaan itu adalah bahwa sebelum tidur, ia selalu memaafkan orang-orang yang telah menyakitinya baik sengaja ataupun tidak. Amalan itulah yang menuntunnya menunggu surga. Jadi begitulah, belajarlah untuk selalu berberprasangka baik dan memaafkan, Saya tidak bilang ini mudah, maka berusahalah.
Ngantuk pemirsa, saya sudahi dulu.
Wahid Hasyim, Ashley 224, 20 April 2018