Allahumagfirlahu warhamhu waafihi wa fu anhu.
Wo, ini jam 11 lewat 15 malam di Serang. Seluruh temanmu memantau berita terkini tentangmu. Tiba-tiba saja seorang temanmu yang bukan temanku mempostingi facebookmu. Mengabarkan kematian. Wulan tak lama komen di postingannya, tercatat 4 menit lalu. Notifikasi sms baru saja berbunyi, dari Agung, kabar yang sama. Notifikasi facebook mulai ramai, 12, tak perlu segera dibuka. Tentang hal yang sama.
Wo, saya tak tahu stroke bisa datang lebih awal, di usia seperti kita, tiga empat tiga lima.
Wo, ada saat dimana malam-malam saya bermotor di Bandar Lampung tak tentu arah hanyak sekadar mengusir penat. Satu malam yang akhirnya kita bertemu, kau dari way halim, aku dari tak jelas seperti biasanya. Dan kita berhenti di warung nasi malam buta. Dengan sabar mendengarkan persoalanku. Segera saya tahu kau orang yang ringan. Enteng enteng saja. Cepat membantu tanpa harus panjang berfikir. Orang yang paling segar diantara angkatan 19 dan 20 Teknokra.
Wo, besok ada pemberkasan serdos (sertifikasi dosen) hari terakhir, berkasku tinggal sedikit lagi rapih. Tapi kepergianmu menasehati bahwa pada akhirnya semua urusan dunia jadi tak penting. Semua harus diarahkan menuju kematian, bahkan serdos sekalipun harus bisa jadi bekal di akhirat nanti. Sungguh kita semua harus menyiapkan kepergian kita. Semoga ini jadi pelajaran untuk saya.
Tiba-tiba semua urusan dunia menjadi begitu kecil malam ini wo.
Allahumagfirlahu warhamhu waafihi wa fu anhu.
Semoga Allah selalu merahmatimu.
Serang, 2 Agustus 2015/ 17 Syawal 1436. 23:58.
Ferry (kamu selalu panggil aku Pey)