Ini bermula saat saya menghapal surat Asshaf empat tahun lalu. Di surat itu, di ayat enam ada kalimat yang membuat saya berhenti. Ayat itu menceritakan bahwa Nabi Isa Alaihi salam, memberitakan bahwa akan ada nabi setelahnya.
Arti ayat enam surat AsShaff adalah sebagai berikut:
Dan (ingatlah) ketika Isa
putra Maryam berkata: "Wahai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira
dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." Namun ketika rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata "Ini adalah sihir yang nyata."
(Untuk penelusuran lebih lanjut harap membuka Alqur'an pada surat ini, lalu mencermati terjemahan ayat-ayat berikutnya).
Baiklah, di Alqur'an Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Salam pernah disebut oleh Nabi Isa Alaihisalam. Tapi apakah saat Allah menurunkan Injil juga mencantumkan nama Muhammad? Saya ingin menanyakan ini pada kawan kristen saya sebenarnya, tapi negara kami mendidik kami untuk menghindari hal-hal sensitif, padahal di sisi lain, ini memadamkan rasa ingin tahu, membuat tidak kritis. Tapi ada persoalan lain, Injil di Indonesia berbahasa Indonesia. Penerjemahan adalah salah satu yang sering menimbulkan miskonsepsi, tak terkecuali penerjemahan Al-Quran. Oleh karenanya Alquran harus selalu dengan bahasa Arabnya, agar jika terjadi perbedaan penerjemahan bisa saling menkroscek, terjemahannya terbuka untuk dikoreksi apakah sdah sesuai dengan kaidah bahasa Arab dalam Alqur'an, dikaitkan dengan asbabunnuzul (sebab-sebab (latar belakang) turunnya ayat Alqur'an) dan kaidah lainnya yang berkaitan. Injil tentu tidak diturunkan dalam bahasa Indonesia. Pertanyaan saya kemudian, dalam bahasa apa? pertanyaan ini lama tak berjawab.
Sampai pada setahun lalu, saya menonton sebuah tayangan youtube, tentang Yusuf Estes, pendeta asli Texas yang masuk Islam. Ia penasaran menelusuri bahasa Injil asli, karena di Amerika Injil berbahasa Inggris demikian halnya di negara lain, berbahasa negara setempat. Lalu setelah ditelusuri, Ia ketahui injil berbahasa Ibrani, (atau Hebrew dalam Bahasa Inggrisnya). Di Injil berbahasa Ibrani itulah kemudian Ia temukan bahwa Tuhan itu satu. Ini selaras dengan apa yang ada dalam Surat Al-Ikhlas bahwa Tuhan tidak beranak dan diperanakan.
Pagi ini saya kembali menemukan tayangan youtube yang menyatakan nama Muhammad dalam Injil berbasa Ibrani (Hebrew).
Nabi Muhammad dalam Injil berbahasa Ibrani (Hebrew)
Lalu apakah persoalannya selesai? Tentu tidak, kita akan jumpai orang-orang yang tetap menyangkal dalam komen youtube tersebut. Apakah saya heran? Awalnya iya, tapi dalam ayat berikutnya dalam AsShaff ayat 7 menjelaskan sesuatu yang membuat saya mengerti. Petunjuk, hidayah adalah hak Allah semata. Berjuta bukti tak akan membuat seorang mendapatkan hidayah kecuali dikehendakiNya, bukan saya, bukan tulisan ini, bukan pula youtube.
Arti ayat enam surat AsShaff adalah sebagai berikut:
(Untuk penelusuran lebih lanjut harap membuka Alqur'an pada surat ini, lalu mencermati terjemahan ayat-ayat berikutnya).
Baiklah, di Alqur'an Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Salam pernah disebut oleh Nabi Isa Alaihisalam. Tapi apakah saat Allah menurunkan Injil juga mencantumkan nama Muhammad? Saya ingin menanyakan ini pada kawan kristen saya sebenarnya, tapi negara kami mendidik kami untuk menghindari hal-hal sensitif, padahal di sisi lain, ini memadamkan rasa ingin tahu, membuat tidak kritis. Tapi ada persoalan lain, Injil di Indonesia berbahasa Indonesia. Penerjemahan adalah salah satu yang sering menimbulkan miskonsepsi, tak terkecuali penerjemahan Al-Quran. Oleh karenanya Alquran harus selalu dengan bahasa Arabnya, agar jika terjadi perbedaan penerjemahan bisa saling menkroscek, terjemahannya terbuka untuk dikoreksi apakah sdah sesuai dengan kaidah bahasa Arab dalam Alqur'an, dikaitkan dengan asbabunnuzul (sebab-sebab (latar belakang) turunnya ayat Alqur'an) dan kaidah lainnya yang berkaitan. Injil tentu tidak diturunkan dalam bahasa Indonesia. Pertanyaan saya kemudian, dalam bahasa apa? pertanyaan ini lama tak berjawab.
Sampai pada setahun lalu, saya menonton sebuah tayangan youtube, tentang Yusuf Estes, pendeta asli Texas yang masuk Islam. Ia penasaran menelusuri bahasa Injil asli, karena di Amerika Injil berbahasa Inggris demikian halnya di negara lain, berbahasa negara setempat. Lalu setelah ditelusuri, Ia ketahui injil berbahasa Ibrani, (atau Hebrew dalam Bahasa Inggrisnya). Di Injil berbahasa Ibrani itulah kemudian Ia temukan bahwa Tuhan itu satu. Ini selaras dengan apa yang ada dalam Surat Al-Ikhlas bahwa Tuhan tidak beranak dan diperanakan.
Pagi ini saya kembali menemukan tayangan youtube yang menyatakan nama Muhammad dalam Injil berbasa Ibrani (Hebrew).
Nabi Muhammad dalam Injil berbahasa Ibrani (Hebrew)
Lalu apakah persoalannya selesai? Tentu tidak, kita akan jumpai orang-orang yang tetap menyangkal dalam komen youtube tersebut. Apakah saya heran? Awalnya iya, tapi dalam ayat berikutnya dalam AsShaff ayat 7 menjelaskan sesuatu yang membuat saya mengerti. Petunjuk, hidayah adalah hak Allah semata. Berjuta bukti tak akan membuat seorang mendapatkan hidayah kecuali dikehendakiNya, bukan saya, bukan tulisan ini, bukan pula youtube.
No comments:
Post a Comment