Saya menduga karena kita terlahir dari era dimana agama tabu untuk dibicarakan jika berbeda, padahal banyak yang ingin aku tanyakan tentang agamamu juga mungkin sebaliknya. Kawan perbedaan Islam dan Kristen itu setipis kulit bawang sebagaimana juga pernah disampaikan Raja Kristen Habasyah (Etopia) yang menerima suaka politik Muslim Mekkah yang dikejar Kafir Quraish.
Yesus dalam agamamu adalah Nabi Isa alaihisalam dalam agamaku. Dewi, istriku, berhenti setelah membaca quran dan tertegun, apa yang ada di quran ini tentang Nabi Isa sama dengan yang diajarkan di SD dulu. "Eh?" Kataku. Dewi menamatkan SDnya di Xaverius.
Kami sangat menghargai Nabi Isa, atau Yesus dalam bahasamu. Ibunya yang berahlak mulia, Maryam, disebut beberapa, bahkan namanya dan nama Ayahnya, Imran, diabadikan menjadi nama surat dalam Alquran.
Tapi Maryam dan Nabi Isa bukanlah Tuhan. Belakangan lagi kudengar kalau 25 Desember bukanlah tanggal lahir Yesus, jadi bagaimana mungkin aku mengucapkan natal?
Pengetahuanku tentang kristen tak begitu bagus, tapi itu yang banyak kudengar, maka ada banyak yang ingin kutanyakan padamu. Tapi itu tadi kita tidak dicetak untuk menanyakan hal-hal yang katanya sensitif. Padahal harusnya hal tadi sudah tak ada lagi di antara kita sehingga kita bisa bicara ditemani sepiring kacang dan secangkir kopi layaknya seorang kawan. Tapi begini, saya menduga kita punya Tuhan yang sama, Tuhan yang sering kudengar sebagai Tuhan bapak adalah kemungkinan Allah SWT dalam agamaku, penggenggam nyawaku juga nyawamu. Ah, kita memang harus ngobrol tentang ini.
1 comment:
hahaha.... i like this post.
jadi punya referensi jawaban yg dapat disampaikan secara friendly... ;)
Post a Comment